
Mendapatkan Pembelajaran dari Sesama Relawan

Bertemu dengan para relawan ketika melakukan operasi SAR kemarin di Cianjur menjadi suatu kebahagian tersendiri. Ngobrol, bercerita dan berbagai pengalaman serta ilmu menjadi kebiasaan yang sering dilakukan sesame relawan.
Ada satu pengalaman pembelajaran dari sahabat yang saya baru kenalan di Cianjur kemarin. Awalnya beliau tertarik dengan tim saya yang semuanya adalah mahasiswa. Ngobrol sana sini akhirnya ternyata beliau adalah perawat senior masih jamannya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dulu.
Beliau berasal dari Sumatera Selatan dan datang ke Cianjur untuk bergabung dengan para relawan lainnya dalam tanggap darurat bencana pencarian dan pertolongan korban gempa ini. Beliau banyak bercerita mengenai kisah perjalanan karirnya hingga mencapai banyak prestasi. Bahkan beliau menjadi juara kompetisi emergency respnonse tingkat interanasional di Malaysia beberapa waktu yang lalu.
Beliau sangat senang untuk berbagi pengalaman dari perjalanan awal menekuni karir hingga kini menjadi orang yang sukses. Satu pesan yang sangat mengagetkan saya mengenai salah satu kunci kesuksesannya. Menurutnya kalau bekerja di lembaga atau instansi, maka carilah tempat kerja yang menghargai kita bukan tempat kerja yang membutuhkan kita.
Sejenak saya merenung apa makna dibalik perkatannya tersebut. Lalu beliau menjelaskan ada perbedaan yang sangat besar antara tempat kerja yang menghargai kita dengan tempat kerja yang membutuhkan kita. Panjang lebar penjelasnya, namun dapat disimpulkan yaitu bekerja di instansi/tempat kerja yang menghargai kita, maka kita akan dihargai dan sekecil apapun hal yang kita kerjakan akan dihargai dan diberi reward yang besar.
Sedangkan bekerja di instansi yang membutuhkan kita, maka kita akan dihargai ketika instansi masih membutukan kita. Sebab, belum ada sumber daya pengganti atau instansi tersebut masih kekurangan SDM. Namun, bila kebutuhan SDM sudah terpenuhi, maka keberadaan kita sudah tidak dibutuhkan lagi. Ini akan tampak dari perubahan perlakuannya kepada kita yaitu akan banyak peraturan-peraturan yang sebenarnya dibuat agar merasa tidak nyaman lalu keluar atau mengundurkan diri.
Penjelasannya ini membuat saya jadi merenung dan mengahayati secara lebih dalam lagi..…. Terima kasih sahabat baruku atas berbagi pengalaman yang luar biasa.